Rabu, 27 Maret 2019

Proses produksi kerajinan bahan limbah keras


PROSES PRODUKSI KERAJINAN BAHAN LIMBAH KERAS 
            
Pembuatan produk kerajinan di setiap wilayah tentunya berbeda dengan wilayah lainnya.  Setiap daerah memiliki ciri khas kerajinan yang menjadi unggulan daerahnya. Hal ini tentu dikarenakan sumber daya limbah keras organik dan anorganik dari masing-masing daerah berbeda. Di bawah ini merupakan penggolongan hasil limbah keras yang dapat dijadikan bahan baku produk kerajinan di-
lihat dari kondisi wilayahnya.

1.  Daerah pesisir pantai/laut
Limbah keras yang banyak tersedia seperti cangkang kerang, tempurung kelapa, sisik ikan, dan tulang ikan.

2.  Daerah pegunungan
Limbah keras yang banyak dihasilkan di daerah ini adalah limbah kayu pinus, kayu abasia, dan kayu kamper.
3. Daerah pertanian

Limbah keras yang didapat di daerah ini adalah tulang-tulang hewan ternak seperti tulang sapi, kerbau, kambing, ayam, serta tulang ikan.

4. Daerah perkotaan
Limbah keras yang dihasilkan di daerah perkotaan biasanya berupa pecahan kaca, pecahan keramik, potongan logam, dan aneka plastik bekas perabot.

Rabu, 20 Maret 2019

Pengolahan bahan limbah keras


PENGOLAHAN BAHAN LIMBAH KERAS

Proses pengolahan masing-masing bahan limbah keras secara umum sama. Pengolahan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin. Di bawah ini proses pengolahan sederhana yang dapat dilakukan untuk bahan limbah keras.


  1. Pemilahan bahan limbah. Seleksi bahan limbah keras perlu dilakukan sebelum proses produksi. 
  2. Pembersihan limbah. Keadaan limbah keras biasanya tidak cukup bersih. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencucian dengan menggunakan detergen agar zat bekas makanan atau minuman dapat larut dan limbah keras menjadi bersih.
  3. Pengeringan. Pengeringan dilakukan secara konvensional yaitu menggunakan sinar matahari langsung atau dapat juga secara langsung dengan dibersihkan menggunakan lap kering
  4. Pewarnaan. Pewarnaan pada limbah keras dapat dilakukan dengan cara disemprot atau dikuas dengan cat.
  5. Pengeringan setelah pewarnaan. Setelah diberi warna, bahan limbah harus dikeringkan kembali dengan sinar matahari langsung atau diangin-anginkan.
  6. Penghalusan bahan agar siap pakai. Bahan limbah yang sudah kering dapat difinishing agar mudah di proses menjadi karya. Proses finishing juga berbagai macam caranya, seperti dipotong, ditempa, dilem, digerinda, dan diamplas.

Jenis dan Karakteristik bahan limbah keras






JENIS DAN KARAKTERISTIK
BAHAN LIMBAH KERAS


Limbah keras yang digunakan sebagai bahan dasar kerajinan dapat dibedakan menjadi dua jenis antara lain sebagai berikut.

1. Limbah keras organik.

Sumber : www.waterchonline.com

Limbah yang terdiri atas kandungan bahan yang pejal, solid, kuat dan tidak mudah berubah bentuk, berasal dari sumber daya alam daratan dan lautan. Contohnya cangkang kerang laut, sisik ikan keras, tulang ikan, tulang hewan berkaki empat (sapi, kerbau, kambing), tempurung kelapa, dan potongan kayu. limbah limbah keras organik dapat dimanfaatkan sebagai produk kerajinan.

2. Limbah keras anorganik

Sumber : ide-plus.blogspot.com

Limbah yang terdiri atas kandungan bahan yang kuat dan tidak mudah dihancurkan dengan alat biasa, melainkan harus menggunakan teknologi tertentu seperti pemanasan, pembakaran, dan penghancuran. Contohnya pelat-pelat dari logam, pecah-pecahan keramik, pecahan kaca, wadah/botol plastik, dan kaleng. Meskipun begitu, tidak semua limbah keras dapat diolah kembali menjadi karya kerajinan karena keterbatasan alat dan teknologi.



Prinsip kerajinan bahan limbah


PRINSIP KERAJINAN BAHAN LIMBAH KERAS

Pengolahan limbah keras maupun organik memiliki prinsip yang sama yaitu dengan sistem 3R yaitu reduce, reuse, dan recycle. Bacalah kembali bagian terdahulu agar dapat memahaminya kembali. Upaya melakukan recycle (mendaur ulang limbah keras menjadi karya kerajinan tangan) berarti sudah dapat mengatasi masalah lingkungan yang mengganggu kehidupan. Reduce, reuse, dan recycle dalam proses pembuatan produk kerajinan harus selalu dijalankan. Tindakan dapat meminimalisir sampah yang dihasilkan dalam proses produksi kerajinan.

Penggunaan bahan limbah keras untuk dirancang menjadi sebuah produk kerajinan tidaklah mudah. Kita harus memiliki motivasi yang besar dalam proses kreatif dan mengatasi masalah limbah di lingkungan, sehingga tidak sulit untuk melahirkan rancangan yang besar. Kita perlu mengetahui dan memahami prinsip dasar yang membangun kesadaran bahwa mendesain bahan limbah keras merupakan proses menata ulang kebermanfaatan dari sebuah produk yang telah hilang nilai gunanya. 

seharusnya sebuah rancangan bersifat berkelanjutan (sustainable design), tidak hanya cukup secara ekonomi saja, tetapi harus mengintegrasikan isu-isu lingkungan, sosial, dan budaya ke dalam produk. Hal tersebut agar desain lebih dapat bertanggung jawab dalam menjawab tantangan dalam masyarakat global. Begitu juga seorang desainer produk harus memahami pentingnya pemahaman ini. Proses kreatif akan ditemukan saat seseorang telah memperoleh daya serap, imajinasi melalui pengetahuan terhadap materi bahan, alat dan proses yang akan ditekuninya. Pengetahuan bahan limbah keras, penggunaan alat dan Kemampuan keteknikan dalam bertukangmelahirkan sebuah proses kreatif itu sendiri. Jadi, kreativitas harus diupayakan tercipta dengan banyak langkah.

Pengertian bahan limbah keras



PENGERTIAN BAHAN LIMBAH KERAS

Limbah keras adalah limbah yang berwujud keras, padat, tidak mudah berubah bentuk, tidak mudah
diolah, dan tidak mudah terurai dalam tanah. 

Limbah keras terbagi menjadi dua yaitu limbah keras organik dan anorganik. 

  1. Limbah keras organik adalah limbah yang berasal dari alam (tumbuhan dan hewan) bersifat keras, padat, dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terurai dalam tanah.
  2. Limbah keras anorganik adalah jenis limbah yang berwujud keras, padat, sangat sulit atau bahkan tidak bisa untuk diuraikan atau tidak bisa membusuk. Contoh limbah keras an-organik adalah plastik, pecahan keramik, pecahan kaca, dan baja.

Limbah keras relatif sulit terurai, dan mungkin beberapa bisa terurai tetapi memerlukan waktu yang lama. Limbah tersebut berasal dari sumber daya yang berasal dari pertambangan seperti minyak bumi, batubara, besi, timah, dan nikel.

Limbah umumnya berasal dari kegiatan industri, pertambangan, dan domistik yaitu dari sampah rumah tangga, contohnya: cangkang kerang, tampurung kelapa, sisik ikan, kaleng bekas, botol, plastik, karet sintetis, potongan atau pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan, pecah-pecahan gelas, tulang-belulang, stereofoam dan lain-lain.

Limbah keras yang ada di lingkungan masyarakat terlebih dahulu dilakukan pengolahan melalui bebrapa cara sebagai berikut:

  1. Sanitasi (Sanitary Landfill) yaitu suatu metode pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik.
  2. Pembakaran (Incineration) sampah dibakar di dalam alat insinerator. Hasil pembakarannya berupa gas dan residu pembakaran.
  3. Penghancuran (Pulverisation ) penghancuran sampah dilakukan di dalam mobil pengumpul sampah yang telah dilengkapi dengan alat pengaduk sampah. Sampah-sampah tersebut langsung dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil yang dapat dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang letaknya rendah.

Limbah keras yang dapat didaur ulang yaitu tempurung kelapa, cangkang kerang, tulang belulang, plastik, logam, kaca, plastik, dan kaleng. Limbah-limbah dapat dipilah-pilah sesuai kebutuhan. Jika dinilai tidak layak pakai, maka limbah dapat diselesaikan dengan cara dibakar. Sebaliknya limbah
yang masih dalam kondisi utuh, dapat dimanfaatkan kembali menjadi karya kerajinan. Jika limbah sudah beralih manfaat menjadi barang kerajinan secara ekonomi nilainya akan meningkat.

ciri-ciri bahan keras buatan

BAHAN KERAS BUATAN LOGAM Logam terdiri dari berbagai warna, ada yang perak, emas, ada yang kemerahan/kecoklatan, dan juga bewarna...